Rabu, April 2, 2025
Internasional

Gempa Bumi Dahsyat Guncang Myanmar, Puluhan Terjebak Reruntuhan di Thailand

Humasbatam.com, Internasional – Myanmar diguncang dua gempa bumi berkekuatan 7,7 dan 6,4 magnitudo pada Jumat, 28 Maret 2025, menurut laporan United States Geological Survey (USGS). Getaran kuat ini juga menyebabkan kerusakan di Thailand dan dirasakan di wilayah sekitarnya.

Gempa pertama terjadi sekitar 16 km barat laut kota Sagaing, dengan kedalaman 10 km sekitar pukul 12:50 waktu setempat (06:20 GMT). Agensi berita AFP melaporkan dari ibu kota Naypyidaw bahwa jalan-jalan mengalami keretakan dan bagian plafon bangunan runtuh akibat getaran hebat tersebut.

Seorang petugas dari Departemen Layanan Kebakaran Myanmar mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah memulai pencarian dan sedang memeriksa Yangon untuk korban dan kerusakan. Namun, informasi lengkap belum tersedia.

Di Mandalay, ibu kota kerajaan kuno Myanmar, saksi mata melaporkan bangunan runtuh dan puing-puing berserakan di jalanan. “Semua orang berlarian keluar rumah ketika semuanya mulai berguncang,” kata seorang saksi kepada Reuters. “Saya melihat sebuah bangunan lima lantai runtuh di depan mata saya.”

Htet Naing Oo, seorang saksi lainnya, mengatakan bahwa sebuah kedai teh runtuh dengan beberapa orang terperangkap di dalamnya. “Kami tidak bisa masuk,” katanya. “Situasinya sangat buruk.”

Di Bangkok, Thailand, penduduk berhamburan keluar dari gedung-gedung tinggi. Laporan menyebutkan 43 pekerja konstruksi terjebak di bawah reruntuhan gedung 30 lantai yang belum selesai dibangun di area Chatuchak.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengumumkan keadaan darurat di negara tersebut. Beberapa layanan metro dan kereta ringan di Bangkok juga dihentikan sementara.

Sebelumnya, gempa bumi sering terjadi di Myanmar, terutama di sepanjang Sesar Sagaing yang membentang dari utara ke selatan negara tersebut. Pada 2016, gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Bagan, menewaskan tiga orang dan merusak situs-situs bersejarah. Sistem medis di Myanmar, terutama di daerah pedesaan, masih terbilang terbatas dalam menangani bencana besar seperti ini.